Indonesia memang kaya dengan sumber daya alam (SDA), tapi tak luput juga dengan sisa pengelolaan sumber daya alam. Indonesia juga kaya akan sisa-sisa dari hasil pengelolaan SDA yang tidak dimanfaatkan lagi. Bukan tidak bisa dimanfaatkan lagi, tapi mungkin karena orang Indonesia sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, atau mungkin karena mereka tidak bisa cara mengolahnya menjadi barang yang bermanfaat, atau mungkin juga mereka tidak peduli dengan alam yang mulai rusak, yang lebih mungkin adalah karena mereka malas untuk mengolahnya.
Sebenarnya dampak dari ketidakpedulian mereka akan merugikan diri mereka sendiri. Ketika itu terjadi, biasanya mereka akan protes kepada perangkat desa, perangkat lurah, bahkan demo kepada pemerintah.
Tapi, ada juga yang hanya terima nasib dan mengerti keadaan alam Indonesia. Contohnya masyarakat di desaku. Aku certain dari awal aja ya…
Sekitar sebulan yang lalu aku pulang sekolah. Aku melewati jalan yang biasa aku lewati, tapi keadaannya menjadi berbeda dengan adanya sampah yang menumpuk. Awlnya aku kaget (ya iyalah) karena selain sampahnya tidak sedikit, baunya juga teramat sangat menusuk hidung. Aku tambah sebel karena sampah itu ada di tepi sungai yang alirannya sampai di depan rumahku. Jadi, sampah itu ada di depan rumah tetangga terdekatku. Tidak ada jarak rumah lagi antara rumahku dan rumah tetanggku itu. Tapi aku heran dengan tetanggaku itu, kenapa dibiarkan seseorang membuang sampah di depan rumahnya? Tapi, mungkin karena keberadaan sampah itu tidak di halaman rumahnya. Sampah itu memang di tepi atas jalan untuk menuruni sungai, dan antara rumah dan sampah ada jalan yang membatasinya.
Sesampainya di rumah aku sudah tidak memikirkan sampah itu lagi. Sampai malam mulai larut aku sudah tak terpikirkan sampah itu lagi, karena baunya tidak sampai rumahku kok. Tapi, pagi harinya ketika aku melewati jalan itu untuk berangkat sekolah aku mencium bau sampah itu lagi. Baunya membuat parfum (tentunya parfum bau sampah) gratis bagi setiap orang yang melewatinya. Pulang sekolah aku melewatinya lagi… Tapi, kali ini berbeda karena aku melihat sebuah truk bersama beberapa orang yang sedang memindahkan sampah dari truk itu ke tepi sungai (menumpknya dengan sampah sebelumnya). Disekelilingnya juga ada 1-3 orang tetanggaku yang mengobrol dengan orang yang memindah sampah. Sekarang aku tahu kalau sampah itu bukan dari warga di desaku.
Tapi, walaupun begitu, warga di desaku juga ada yang membuang sampah di tepi sungai itu. Aku bingung dengan semua ini. Kenapa sampah-sampah itu tiba-tiba ditaruh di desaku? Memangnya tempat pembuangan sampah di Indnesia sudah penuh? Terus warga desaku juga mengetahui permasalahan itu, dan hanya terima nasib jadi orang Indonesia? Apalagi yang rumahnya dekat sungai. Mereka sepertinya juga bingung mau protes bagaimana dengan perangkat desa atau pemerintah. Karena mereka sudah tahu alasannya kenapa sampah itu dibuang di tepi sungai itu. Mungkin sebagian orang juga berpikir tidak ada gunanya demo, cuma buang-buang waktu saja.
Sampai sekarang sampah itu semakin banyak. Semakin besar pula warga di desaku terkena penyakit. Itu sebenarnya penyebabnya juga dari diri mereka sendiri.
Belakangan ini aku tahu dari ayahku kalau sampah itu berguna untk memperlebar jalan. memang sih jalan di tempat itu sempit, dan jalan untuk menuju ke sungai yang diatasnya ada sampahnya itu memang lebar. Jadi, ini bisa jadi solusi untuk penanggulangan maslah sampah di Indonesia. tapi, kita lihat saja besok seperti apa jadinya.
Sebenarnya dampak dari ketidakpedulian mereka akan merugikan diri mereka sendiri. Ketika itu terjadi, biasanya mereka akan protes kepada perangkat desa, perangkat lurah, bahkan demo kepada pemerintah.
Tapi, ada juga yang hanya terima nasib dan mengerti keadaan alam Indonesia. Contohnya masyarakat di desaku. Aku certain dari awal aja ya…
Sekitar sebulan yang lalu aku pulang sekolah. Aku melewati jalan yang biasa aku lewati, tapi keadaannya menjadi berbeda dengan adanya sampah yang menumpuk. Awlnya aku kaget (ya iyalah) karena selain sampahnya tidak sedikit, baunya juga teramat sangat menusuk hidung. Aku tambah sebel karena sampah itu ada di tepi sungai yang alirannya sampai di depan rumahku. Jadi, sampah itu ada di depan rumah tetangga terdekatku. Tidak ada jarak rumah lagi antara rumahku dan rumah tetanggku itu. Tapi aku heran dengan tetanggaku itu, kenapa dibiarkan seseorang membuang sampah di depan rumahnya? Tapi, mungkin karena keberadaan sampah itu tidak di halaman rumahnya. Sampah itu memang di tepi atas jalan untuk menuruni sungai, dan antara rumah dan sampah ada jalan yang membatasinya.
Sesampainya di rumah aku sudah tidak memikirkan sampah itu lagi. Sampai malam mulai larut aku sudah tak terpikirkan sampah itu lagi, karena baunya tidak sampai rumahku kok. Tapi, pagi harinya ketika aku melewati jalan itu untuk berangkat sekolah aku mencium bau sampah itu lagi. Baunya membuat parfum (tentunya parfum bau sampah) gratis bagi setiap orang yang melewatinya. Pulang sekolah aku melewatinya lagi… Tapi, kali ini berbeda karena aku melihat sebuah truk bersama beberapa orang yang sedang memindahkan sampah dari truk itu ke tepi sungai (menumpknya dengan sampah sebelumnya). Disekelilingnya juga ada 1-3 orang tetanggaku yang mengobrol dengan orang yang memindah sampah. Sekarang aku tahu kalau sampah itu bukan dari warga di desaku.
Tapi, walaupun begitu, warga di desaku juga ada yang membuang sampah di tepi sungai itu. Aku bingung dengan semua ini. Kenapa sampah-sampah itu tiba-tiba ditaruh di desaku? Memangnya tempat pembuangan sampah di Indnesia sudah penuh? Terus warga desaku juga mengetahui permasalahan itu, dan hanya terima nasib jadi orang Indonesia? Apalagi yang rumahnya dekat sungai. Mereka sepertinya juga bingung mau protes bagaimana dengan perangkat desa atau pemerintah. Karena mereka sudah tahu alasannya kenapa sampah itu dibuang di tepi sungai itu. Mungkin sebagian orang juga berpikir tidak ada gunanya demo, cuma buang-buang waktu saja.
Sampai sekarang sampah itu semakin banyak. Semakin besar pula warga di desaku terkena penyakit. Itu sebenarnya penyebabnya juga dari diri mereka sendiri.
Belakangan ini aku tahu dari ayahku kalau sampah itu berguna untk memperlebar jalan. memang sih jalan di tempat itu sempit, dan jalan untuk menuju ke sungai yang diatasnya ada sampahnya itu memang lebar. Jadi, ini bisa jadi solusi untuk penanggulangan maslah sampah di Indonesia. tapi, kita lihat saja besok seperti apa jadinya.
0 komentar:
Posting Komentar